Headlines News :
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

Menata bisnis Online atau investasi online

Written By Unknown on Minggu, 18 Desember 2011 | 10.13

Anda mungkin bertanya-tanya kenapa banyak sekali orang sukses berbisnis di internet, namun tidak sedikit juga yang gagal. Bila anda ingin tahu kenapa, itu karena tergantung dari mindset atau pola pikir mereka masing-masing. Orang sukses berbisnis online karena dia sudah mengawalinya dengan pola pikir yang baik sebagai entrepreneur, sedangkan yang gagal karena mereka asal-asalan, tidak yakin atau bahkan tidak tahu cara yang benar. Untuk memulai dan sukses berbisnis online, ada beberapa hal yang harus ditanamkan pada benak Anda, antara lain :
 
1. Kepercayaan.
 
Anda harus percaya bahwa bisnis online yang anda bangun akan sukses. Ini penting karena bagaimana anda bisa sukses kalau anda sendiri tidak percaya. Untuk membangun kepercayaan anda bisa belajar dari kisah-kisah sukses para pebisnis online seperti Anne Ahira, yang memulai bisnis online mulai dari nol. Namun berkat kepercayaannya, Beliau sukses membangun kerajaan bisnis online. Bukan hanya Anne Ahira, murid-muridnya pun banyak yang sudah sukses. Saya kira anda bisa mempelajari kisah-kisah sukses pebisnis online dengan browsing di internet atau beli buku di toko buku, banyak sekali orang di dunia termasuk Indonesia yang telah menjadi netpreneur dan entrepreneur sukses. Dari kisah-kisah ini, anda bisa meyakini bahwa Anda bisa seperti mereka. Kalau mereka bisa kenapa kita tidak.
 
2. Serius.
 
Kalau Anda sudah mempunyai kepercayaan bahwa Anda bisa sukses dan menghasilkan uang di internet, berikutnya anda harus serius untuk mempraktekannya. Bukan hanya wacana saja. Anda harus serius dalam belajar, mencari ilmu yang berkaitan dengan ilmu komputer, internet marketing dan hal-hal yang berkaitan dengan bisnis online. Selanjutnya anda serius untuk memulainya. Kalau anda bingung cara memulainya, anda bisa kunjungi terus weblog ini atau kursus disini.
 
3. Disiplin.
 
Bila anda sudah serius, anda juga harus disiplin dalam merencanakan, memulai dan menjalani bisnis online. Anda ikuti cara berbisnis online yang baik. Anda ikuti tahapan-tahapannya. Anda tidak boleh terburu-buru. Anda harus memenejemen waktu, atur waktu online, kapan waktu online untuk bisnis dan kapan online untuk santai misalnya chatting, mengunjungi forum dan lain-lain. Saat online untuk membangun bisnis online, anda harus disiplin, fokus hanya mengerjakan kegiatan pentahapan bisnis online, tidak browsing kemana-mana yang tidak ada kaitannya dengan bisnis anda.
 
4. Bisnis Online Bukan Bisnis Cepat Kaya.
 
Harus ditanamkan pada otak anda bahwa bisnis diinternet ini adalah bukan bisnis cepat kaya. Saya meragukan kalau ada yang mengajak berbisnis online dengan hanya beberapa minggu langsung kaya. Ada prosesnya, masalah lama atau tidak itu tergantung seberapa seriusnya anda. Yang jelas tidak instan langsung kaya. Normalnya sekitar 3 atau 4 bulan, asal anda serius dan disiplin anda sudah bisa menghasilkan uang. Untuk besarnya pendapatan anda, tergantung seberapa gigihnya anda. Di Lembaga Kursus Online Asian Brain saat ini ada suatu tantangan dalam waktu 120 hari bisa menghasilkan uang US$100 perhari. Murid-murid di Lembaga tersebut, dibimbing dan ditutor secara bertahap dengan video. Kalau anda tertarik anda bisa menjadi muridnya. Namun demikian, ingat disana juga ditekankan bahwa bisnis online bukan bisnis cepat kaya.
 
5. Tanggung Jawab Untuk SUKSES.
 
Anda harus bertanggung jawab akan kesuksesan anda. Masa depan anda tergantung anda. Intinya anda harus gigih, ulet dan pantang menyerah. Rata-rata pebisnis online tidak langsung sesukses sekarang ini. Mereka pernah beberapa kali jatuh. Tapi mereka bangkit dengan memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Ada juga memang yang berjalan mulus terus, itu karena mereka sudah mengerti cara-caranya. Ada kata-kata bijak yang perlu anda tulis bahwa : “Kalau Anda Saat Ini Belum Sukses, Itu Karena Anda Belum Banyak Mengalami Kegagalan”. Jadi kalau anda menemui kegagalan dalam berbisnis online, belajarlah dari kegagalan, ambil makna dan hikmahnya, jangan malu untuk bertanya kepada senior-senior atau master-master bisnis online, cari artikel-artikel tentang bisnis online di internet atau beli buku di toko buku, kursus online atau anda bisa kunjungi terus weblog ini. Masa depan Anda tergantung Anda sendiri.

Proses Membangun Jiwa Kewirausahaan

Written By Unknown on Selasa, 18 Oktober 2011 | 13.14

Kehidupan dalam masyarakat kental dengan rasa senasib sepenganggungan menjadi hal akrab bagi kebanyakan masyarakat Asia layaknya Jepang, China, Korea Selatan, dan anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Jadi, tidak usah belajar sikap pandang jejaring sosial dari Barat mengenai "apa maknanya kebersamaan dalam saling menghargai sesama?"

Dalam masyarakat Asia, maka seorang anggota masyarakatnya sejak lahir berada dalam lingkungan jaringan keterkaitan dan dapat dikatakan jarang sekali berada dalam kesendirian.

Jaringan tersebut dalam bahasa China disebut Guanxi, yang mengakar dalam lingkungan para pelaku ekonomi dengan kepemimpinan dan manajemen negerinya, sekalipun organisasi masyarakat dan bisnis makin memasuki keterbukaan sebagai dampak globalisasi. Mereka secara jelas menempatkan Tirai Bambu menjadi globalisasi yang bukan kebarat-baratan (westernisasi) melulu.

Jaringan kerja (guanxi) berlandaskan saling percaya (shinyung) sebagai istilah sudah membudaya dalam masyarakat umum di China, dan merupakan proses interaksi operasi lintas sektoral, yang pasti bukan "serba cepat tanpa mendalami apa maknanya berjaringan kerja".

Sementara itu, masyarakat Jepang sudah sejak dulu kala di eranya Tokugawa dan Meiji mempraktikkan filosofi jin-miyaku, yang maknanya sama dengan guanxi. Bangsa kitapun secara historis mengenal sekaligus "pernah" menghayati makna gotong royong atas dasar saling berbagi makna menang untung semua (win-win).
Masyarakat Asia umumnya hidup dalam keteraturan sosial dan harmoni (social order and harmony). Daya gerak modernisasi membawa masyarakat pada tuntutan keberadaan formal lembaga, seperti hukum dan peraturan untuk mencapai apa yang disebut governance.

Namun, bagi setiap orang Asia sebagai anggota masyarakat, baik sebagai pelaku ekonomi, maupun birokrasi pemerintahan, ada jiwa ketertiban sosial sekaligus harmoni yang tetap tertanam (built in).

Bagi birokrasi pemerintah Asia umumnya yang terkait sebagai salah satu pemangku kepentingan (stake holder) makin diperlukan kesadaran dengan menjunjung tinggi apa artinya melayani dengan "makin baik, makin cepat dan makin murah" (better, faster and cheaper).

Kemudian, mereka diharapkan menjadi pejabat birokrasi dari yang paling senior sampai yang langsung melayani, dalam membangun jaringan kerja dengan memelihara muka yang tulus dan rasa saling mempercayai, walapun awalnya perlu pengorbanan waktu, energi dan biaya dengan tetap menghayati ketertiban sosial dan harmoni (social order and harmony). Ini pula makna sebutan pamong praja yang sejatinya diharapkan bangsa Indonesia dari pejabat birokrasinya.

Bagi masyarakat Asia dalam realita sulit kiranya hanya menggantungkan diri pada pengertian proses rasional komunikasi dalam bentuk tatap muka dan tulisan. Proses berjaringan kerja masyarakat yang harus makin lancar karena terbentuknya hubungan emosional dengan rasa berkewajiban. Itulah yang dihayati sebagai kehidupan dalam masyarakat berjaringan kerja.

Mineo Nakajima, guru besar International Relation and Contemporary Studies di Tokyo University dalam "Confucian Capitalism: Challenge to Global Economy" menyebut adanya lima kebajikan utama dalam Jepang moderen, yakni 1. murah hati (benevolence), 2. sikap berkewajiban (obligation), 3. ritual, 4. kebajikan, dan 5. sikap mempercayai/taat.

Dari ke lima kebajikan, menurut Nakajima, yang harus dijunjung tinggi adalah kewajiban antar-sesama disusul dengan ketaatan. Dalam pengamatannya, tidak ada yang istimewa dalam jin-miyaku atau guanxi, karena yang diperlukan adalah konsistensi, keuletan dan sikap jujur dalam memegang janji. Pengoperasian bisnis dalam lingkungan yang makin terbuka dan moderen justru membutuhkan kesadaran beretika.

Sarana moderen, layaknya jaringan berkomputer (Internet) dengan berbagai fasilitasnya, serta transportasi yang makin efektif dan efisien merupakan pendukung bagai pelumas proses interaksi. Belakangan ini, pelaku bisnis negara Barat pun menilai betapa rasionalnya jejaring sosial ala Asia. Mereka mulai sadar menghargai manusia Asia, sekalipun membutuhkan pengorbanan dalam sikap pandang tersebut.

Dalam proses negosiasi sekaligus interaksi, sadar atau tidak sadar, adanya enam tahapan memahami lawan bicara, apalagi bila melibatkan penerjemah bahasa. Pertama, sikap menjadi pendengar yang penuh perhatian (tidak melantur ke mana-mana) dan menghargai perilaku lawan bicara yang tiada kaitannya dengan negosiasi formal.

Kedua, melakukan tukar-menukar pokok-pokok informasi yang ada kaitannya dengan tujuan negosiasi. Ketiga, menjelaskan isi dan maksud informasi yang disajikan sebelumnya atau pada saat proses negosiasi. Keempat melalui pendekatan formal maupun personal mencari titik-titik temu. Kelima mencapai kesekapatan awal dengan saling memberi penjelasan. Keenam menetapkan jadwal waktu dan rangkaian tahapan umpan balik pelaksanaan pokok-pokok kesepakatan tertulis.

Walaupun di Asia, masyarakatnya mengenal istilah manajemen dengan struktur organisasi, sistem dan staffing, serta pengawasan jadwal implementasinya yang berasal sering diklaim dari Barat memang makin diserap. Dalam realitanya, tindakan "mengatur" di Asia tetap situasional dan tidak universal. Manajemen dalam organisasi besar maupun menengah sampai yang kecil dalam konteks ketertiban sosial dan harmoni.

Model manajemen China dan Asia umumnya memiliki landasan nilai-nilai tradisionalnya, meskipun dalam proses memasuki era keterbukaan globalisasi terdapat integrasi sekaligus asimilasi pemikiran lokal maupun yang berasal dari barat, seperti kelenturan, penyerapan proses menerima berbagai hal baru dan menghargai waktu (just in time) maupun "menjaga muka".

Kalau para pelaku ekonomi dan wirausahawan muda di Indonesia mengkaji sejarah politik, sosial dan budaya bangsa China, Jepang, Korea dan tetangga ASEAN, maka terungkap pergeseran-pergeseran dalam budaya yang menghasilkan sikap yang makin menghargai moderninasi ala Barat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar yang sudah mengakar dalam dirinya. Di sini, semua pihak secara setara ditantang untuk terus belajar tanpa merasa diindoktrinasi.

Memang masih adanya pengawasan dalam organisasi yang terbatas oleh sekelompok kecil orang dalam yang biasanya anggota keluarga atau "orang dalam". Repotnya, kalau sampai terjadi kekurangmatangan dalam proses pengawasan sekaligus menghargai waktu (just in time).

Proses membuka diri dan langkah menuju modernisasi dalam manajemen bukan westernisasi, tetapi menggerakkan anggota organisasi secara berkesinambungan belajar kemajuan penerapan teknologi informasi dan komunikasi, serta teknologi industri, jasa sekaligus informasi dari sesama Asia dan Barat.

Berbagai hal ini memperlihatkan kemampuan Asia menyerap nilai-nilai Barat yang awalnya bisa dinilai "keras" dalam manajemen, termasuk berjaringan kerja diseimbangkan dengan nilai-nilai yang "lunak", tapi tidak mudah menyerah. Pelaku manajemen Barat, atau dari Asia yang kebanyakan menyerap karena pendidikan kebarat-baratan, banyak yang membawakan perilaku keras tanpa kompromi dalam ambisi, agresif, orentasi prestasi sesuai tujuan, walupun berisiko gagal dalam persaingan.

Barat mengoperasikan tujuan organisasinya dengan kultur yang menonjolkan sikap rasional, yang dalam situasi gagal menonjolkan rasa bersalah (guilt culture), sedangkan Asia lebih memperlihatkan sikap rasa malu (shame culture) berbuat kecerobohan dan kesalahan dalam manajemen pemasaran dan keuangan.

Masyarakat Asia, apalagi China, secara prinsip menghindari konflik. Apalagi, mereka enggan bersaing secara frontal. Tanpa banyak pencitraan diri, mereka lebih menyukai pendekatan melalui tatap muka dan negosiasi langsung, yang belakangan ini didahului dengan komunikasi melalui telepon, sarana Internet yang disebut media jejaring sosial. Tampaknya ada urutan untuk bekerja dalam organisasi ke dalam maupun keluar, baik bisnis maupun organisasi sosial, yakni hubungan interpersonal, disusul dengan logika dan penerapan aturan yang diterima bersama.

Bagi para pemimpin dan manajemen mulai dari puncak, menengah sampai ke bawahan tentu saja memerlukan sikap pandang tiada akhirnya dalam belajar (there is no end in learning). Belajar bersama dalam kelompok-kelompok lintas fungsional --tidak lebih dari lima anggota tiap kelompoknya-- secara teratur dengan pengorbanan tanpa bersikap mencari-cari pencitraan diri, dan tanpa lekas bosan merupakan langkah yang berkesinambungan menuju kematangan diri masing-masing. Inilah proses membangun jiwa kewirausahaan aktual.

Program investasi Amanah Sistem

Written By Unknown on Jumat, 30 September 2011 | 10.07

INNOVASI BARU dengan konsep yang luar biasa...!!! yang akan mengubah Anda menjadi seorang yang memiliki kebebasan finansial selamanya. Anda akan memiliki penghasilan secara terus menerus bahkan ketika Anda sedang berlibur atau tidur sekalipun. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk memperoleh penghasilan TANPA BATAS.

AMANAH SISTEM hadir untuk memberikan PENCERAHAN dan SOLUSI bagi Para Pemegang Amanah dan anggota Pejuang Asset amanah khususnya, serta membantu MEMBUKA PIKIRAN Anda yang mungkin sudah terjun ke dunia Amanah, Dinasti dan Prasasti.Juga amanahsistem.com hadir untuk memberi solusi terbaik kepada masyarakat Nusantara, Khususnya masyarakat Indonesia.

AMANAH SISTEM Dikelola oleh PT MUTIARA PADJADJARAN NUSANTARA.MPN adalah Perusahaan Swasta nasional yang bergerak dalam bidang Developer, General Contraktor, General Trading dan Funding/Multi Finance.Seperti jual beli Logam Mulia, Valuta Asing, yang di jalankan secara offline dan memiliki omzet yang luar biasa tiap bulannya.
Kamipun memiliki kegiatan forex dan saham untuk usaha online yang didukung para trader forex Asia dan Eropa.
Untuk bergabung menjadi Anggota atau mitra AMANAH SISTEM Anda harus memiliki Hak usaha di AMANAH SISTEM dengan nilai Rp 10.000.000,-/ HU / ID / MEMBER. Anda Daftarkan ID Anda dan kami tidak membatasi berapa banyak ID/HU yang didaftarkan! kemudian tinggal tunggu AMANAH SISTEM bekerja secara OTOMATIS untuk anda.

Wujudkan apa yang menjadi impian Anda selama ini...!!! Kesuksesan hanya bisa diraih jika Anda mau membuka pikiran, berani mencoba dan bersiap menjadi seorang Manusia Sejati.

Hidup sejahtra, damai dan punya penghasilan yang tak henti mengalir ke rekening Anda. Selama anda ada dalam masa kontrak investasi.

BONUS DAN KOMISI YANG AKAN ANDA DAPATKAN JIKA ADA BERGABUNG DI HTTP//WWW.AMANAHSISTEM.COM
  1. Hak Keanggotaan selamanya
  2. Bonus kumpulan software,Ebook dan Script Senilai Jutaan Rupiah Klik Disini
  3. Bonus Cash Sharing Profit(Bagi hasil tiap bulan : 10%-100% dari nilai investasi 
  4. Bonus Sponsor (Refferal):10%  Rp.1.000.000
  5. Bonus Pasangan (Matching):Rp.20.000 Per satu Pasang
  6. Bonus Titik (Development) :Rp.10.000 Per satu titik 
  7. Bonus Gaji Bulanan Tetap
  8. Bonus Re-Invest: 10% dari nilai investasi
  9. Bonus Penjualan :10%

Mandiri open for Australian insto business

Written By Unknown on Selasa, 27 September 2011 | 22.31

Investors looking to Asian opportunities invariably focus almost exclusively on China but Indonesian investment managers are making a case that their country is in an early phase of the economic development cycle and represents opportunities just as significant as their higher profile northern neighbour.
Leading the charge downunder is Mandiri Investasi, the investment arm of Indonesia's Mandiri Bank, Indonesia's largest retail bank that has already attracted the attention of Australia's Commbank with some joint retail ventures.

Abiprayadi Riyanto, president director of Mandiri Investasi, said they are one of the nation's leading asset managers with $2.2 billion in FUM, 60% of which is sourced from overseas institutions.
Riyanto, who has lead Mandiri Investasi since 2004 after previous roles with ABN Amro and MeesPierson Finas Investment Management, said after establishing a range of money market and fixed interest funds they have in the past few years created strong expertise in domestic equities to service local and overseas institutional investors.

"Indonesian investors are very deposit minded but growth in the equity market is turning their interest to equity funds. We raised $60 million in just the last four months with some highly successful product launches," said Riyanto.

Riyanto said overseas investors wanting to gain exposure to the Indonesian bourse can do so through discrete mandates or participating in wholesale pooled funds. "There are no capital controls in Indonesia which makes investing by overseas entities very easy."

The growth in consumer spending being fuelled by their young population is creating pockets of considerable wealth and this is contributing to rapid development in telecommunications. Illustrating this, Indonesia is home to the second largest population of Facebook and Twitter users.
Mandiri Investasi is represented in Australia through AFM Investment Partners.

Investing in the Dinar Dinar Outlets

Written By Unknown on Minggu, 25 September 2011 | 23.00

Dinar is a gold coin weighing reaches 4.25 grams. The Dinar is issued by the Outlet Dinars i.e. the dinar 91,7% levels, while the rest was gold 8.3 percent Silver (22 carat) and a diameter of 23 mm. Iraqi Dinar is a product of precious metals and has been certified by precious metals.
Currently, many people disappointed currency against policies. Some called for return to the Iraqi dinar and dirham. This is a form of disappointment to the currency crisis that hit the world. Indonesia also did not escape from this crisis. The value of the rupiah has plummeted against the dollar in the domestic economy morat-marit. This condition makes a lot of people are concerned.

According to Iqbal, former Chairman of the Association of Islamic Insurance (AASI), the Indonesia currency now used around the world is so vulnerable. The currency is easy experience for. To overcome this, the world is expected to move in a more stable currency, i.e. back to the Iraqi dinar and dirham.
Dinar and dirham are two proven currency stable during the 14th century, particularly for Muslims. Usage of dinar and dirham are part of efforts to enforce the sunnah. The Messenger has been mencontohkannya in the past.

Nowadays many standing Outlets Dinars (GD) in almost every area. In these outlets, available in the form of a gold dinar 22 karat weighing 4.25 grams of free and purchasable by anyone. Once purchased, the consumer can keep it on their own or entrusted to an outlet for the Dinar is stored. If dizinkan, the dinar is stored in the G-D can be played for a variety of financing.

In Indonesia, yet can serve a maximum of dinar as a currency and only a mere investment tools. In addition, there are still fundamental obstacles to making it a tool of Exchange, the Government of Indonesia has already set the official exchange rate of rupiah as a tool. However, if anyone would want to pay by gold and the recipient is not an objection, this is certainly no one can forbid.

Invesatasi in the form of dinar was certainly advantageous because the gold price tends to always ride so it will get a higher value. One example is the conversion of dollars to the dinar in 2006 was 718.000 dollars. A few years later, Pierce the dinar figure 1.150.000 rupiah. Really profitable.

The advantage of encouraging a lot of people that there is no doubt invest in dinar Dinar Outlets. The Iraqi dinar, digeluti investment will be spared from a decrease in value. This form of investment with very different forms of investment dollars or rupiah. With the security of this dinar value, more and more people convinced of the truth of God’s promise, namely ensuring the gold as a fair exchange of all time.

You do not have to doubt about the amount of gold. Outlet products Dinar Dinar (GD) have got the certificate of the National Accreditation Committee (RIGHT) and the London Bullion Market Association (LBMA). Both these institutions have recognized kredibelitasnya. Business prospects of this dinar will continue to evolve. In GD (Outlet Dinar), currently the service is already available for endowments, safeguard the value of the assets, the dowry, investment, zakat, and others.

Although gold and silver is mine from the belly of the Earth, both of these metals will not diminish the rise to meet the needs of human beings. A study revealed that the availability of gold over the past two decades is equal to the rate of growth of a human being. So we all don’t need to worry because God already ordered humans to use the dinar and dirham. God will certainly maintain its availability.